Dalam sejarahnya, dengke dibawa oleh keluarga dari pihak perempuan. Jika anda berasal dari pihak laki-laki, jangan sekali-kali membawa sesajian Dengke Mas Arsik kepada keluarga istri lain. Anda akan dinilai tidak beradat. Tak Tau Adat!!! Orang Batak lebih sakit hati dibilang “ Tidak Tahu Adat!” dibanding “Tidak Punya Agama ”. Adat sangat dijunjung tinggi. Adat dibawa sejak lahir hingga mati. Walau sifatnya sangat simbolis, tapi mempersembahkan dengke kepada pihak boru (perempuan) adalah keharusan. Malah orangtua yang sangat kental memegang tradisi ini selalu membawa dengke saat berkunjung ke rumah anak perempuannya. Walau itu sekedar kunjungan biasa. Saat seorang pihak boru sakit (salah satu anggota keluarga dari saudara perempuan/anak perempuan), maka pihak laki-laki pasti membawa dengke.
Dengke menjadi alas dalam menyampaikan harapan, doa dan mimpi-mimpi . Dengke bisa menjadi media penyampai berkat dari pihak laki-laki (tulang) kepada pihak boru. Dalam adat Batak disebutkan harus somba marhula-hula. Somba artinya menyembah. Tulang/paman menempati posisi yang sangat dihormati dalam tradisi Batak. Posisinya diatas ayah kita sendiri. Dia adalah Tuhan yang terlihat. Jadi ketika dia menyampaikan berkat pada kita maka orang Batak percaya bahwa berkat itu akan sangat kuat mengalasi kehidupannya.
Dilihat dari filosofinya, ikan mas merupakan dekke sitio-tio dan dekke simudur-udur. Dekke Sitio-tio menggambarkan kehidupan yang masih murni dan bersih. Ikan mas hidup di air tawar yang bening dan belum tercemar.
Sumber : rothua pardede