Santabi ma di akka na pinarsangapan, ai dison au holan menceritakan
segulmit kisah sian si Raja batak, ia tung pe adong na hurang lobi
maafhon hamu ma dah.
mauliate horas ma!!
TURUNNYA ROH NANTINJO
Setelah Nantinjo tenang bersama ibunya disisi Yang Kuasa, pada suatu
hari ibunya meminta Nantinjo untuk turun kebumi untuk melihat keturunan
ibunya. ltulah pertama sekali Nantinjo menumpang ketubuh orang (marhuta¬
hula) di desa sagala.
Pada saat itu ada seorang ibu, istri dari
marga sagala sedang pendarahan dan Nantinjo menumpang ke tubuh orang
yang kurang waras.
Nantinjo meminta air untuk menyembuhkan si
ibu namun orang-orang yang ada dirumah itu berserta keluarga si ibu
tersebut mengatakan bagaimana kamu bisa membantu, kamu saja kurang
waras, namun Nantinjo tetap meminta air, akhirnya mereka memberikan air
yang diminta Nantinjo dan dia mengobati si ibu.
Betapa herannya orang yang ada dirumah itu karena si ibu dapat sembuh. Akhirnya mereka bertanya “siapa kamu sebenarnya,
lalu Nantinjo menjawab: saya adalah namboru kalian Nantinjo” mereka
menjawab Nantinjokan sudah tenggelam, tetapi Nantinjo menjawab bahwa
Rohnyalah yang menumpang pada orang yang kurang waras tersebut serta
mengatakan “Jikalau kalian butuh bantuan panggillah namaku, terlebih
kalau di danau toba.
Natinjo juga berpesan kepada mereka, kalau
telur ayam kalian mengecil jangan kalian takut sebab akulah yang
meminta, kalau padimu tertinggal disawah dan tidak dapat kamu panen
akulah yang memintanya.
Kemudian Nantinjo kembali lagi kesisi ibunya.
Melihat keturunannya (pomparan) semakin berantakan serta sering memanggil-manggil nama putrinya
Akhirnya Ibunya Sibaso Bolon meminta Nantinjo kembali ke dunia untuk
membantu keturunannya dan mengupayakan untuk mempersatukan kembali
keturunan ibunya.
Sekarang Nantinjo dapat kita temui melalui nai
Hotni yang ada di Cianjur untuk meminta pertolongan ataupun menggali
sejarah Pompa ran Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon.
Suatu
ketika, si Hotni demam lalu nai Hotni membawa anaknya ke dukun untuk
minta diobati namun sang dukun tidak mau memberikan dengan alasan tidak
mampu mengobati karena dihalang-halangi wanita berjubah putih. Sang
dukun mengatakan hanya pakai air liur
ibu saja anak ibu sehat, karena bingung dan bercampur kesal ia pun pun
pulang kerumah. Sesampai dirumah sambil tiduran menjaga si Hotni, dia
teringat apa yang dikatakan dukun tadi, lalu Nai Hotni mengusapkan
liurnya kedahi putrinya, setelah diusapkan ternyata panas si Hotni
benar-benar hilang.
Akhir tahun 1995 nai Hotni jatuh
sakit, dokter sudah menyatakan tidak sanggup untuk menyembuhkan nai
Hotni, suaminya sangat bingung mau dibawa kemana istri tercintanya?
dibawa berobat sementara penghasilanpun sudah tidak ada, disaat sang
suami sudah pasrah datanglah seorang ibu menganjurkan agar nai Hotni
mengurus namboru yang selalu mengikutinya. Ibu itu juga mengatakan ia
hanya dapat memberikan j eruk purut (anggir) ini untuk diminum. nai
Hotnipun meminum jeruk purut tersebut dan kesehatannya pun mulai
membaik.
Kemudian sang suami memutuskan untuk mengadakan
gondang (gendang) dikampung, namun tidak mungkin dilakukan karena pada
saat itu karena nai Hotni sedang hamil tua. Karena tidak jadi mengadakan
gondang, kehidupan nai Hotni semakin runyam dan tersiksa. Akibat rasa
sakit yang tidak tertahankan lagi akhirnya ama nihotni pun memutuskan
untuk segera mengadakan gondang tahun 1997 di kampung. Setelah
mengadakan gondang barulah datang Namboru Paraek Bunga-bunga setelah itu
baru Namboru Nantinjo datang ke nai Hotni.
Memanggil
namboru Nantinjo harus terlebih dahulu memanggil Namboru Paraek
Bunga-bunga sebab kesucian Namboru Nantinjo lebih tinggi, tidak boleh
Nai Hotni langsung memanggil Namboru Nantinjo. Inilah satu pertanda
dimana namboru Nantinjo yang sebenarnya.
Pada
tahun 1999 Namboru Nantinjo mengadakan gondang di Buhit pulau Samosir.
Pada saat itu sesepuh dari marga Limbong tidak memberikan ijin
dikarenakan tidak pernah ada yang dapat mengadakan gondang ditempat itu
katanya! Lalu namboru menjawab, kenapa
kamu melarang saya membuat gondang di kampung saya sendiri? kalau yang
lain bisa kamu larang, tetapi saya tidak boleh kamu larang! Akhirnya
sesepuh limbong tidak dapat berbuat apa-apa gondang pun dilaksanakan.
Gondang tersebut berjalan dengan lancar dan sejak saat itulah
orang-orang yang membawakan nama Namboru Nantinjo mengadakan acara
gondang dibuhit.
Satu tahun kemudian Namboru Nantinjo
mengadakan gondang di Simanindo tepatnya tanggal 9 Juni 2000, untuk
Patappehon Oppung Silau Raja kepada hasorangannya Nai Dianto boru
Sidauruk Istri dare Ama Dianto Malau yang sekaligus menjaga Bulu Turak
Namboru Nantinjo. Melalui hasorangan namboru Nantinjo nai Hotni boru
sagala, acara patappehon oppung Silau Raja berjalan dengan lancar.
Sahat dison ma jo dah ceritahon.
Sumber : Rothua Pardede
Disqus Comments